Sabtu, 12 November 2011

cah lanang ki memang kudu metu seko ngomah

"cah lanang ki memang kudu metu seko ngomah" (anak laki-laki itu memang harus keluar dari rumah)


sebuah pesan dari salah seorang guru dari ayahku yang beliau ucapkan ketika aku mengutarakan keinginan untuk menimba ilmu di luar kota ini kini benar-benar membekas di benakku. dulu, awalnya aku hanya menganggap itu sebagai angin lalu, hanya sebuah celotehan seorang nenek buat cucunya. kini, setelah berhasil menyelesaikan pendidikan di kota yang berjarak darat satu malam dari kota kelahiran akhirnya aku memahami betapa dalam kata-kata beliau. seorang laki-laki tak bisa hidup terus-terusan bermanja-manja kepada kedua orang tuanya. seorang laki-laki harus berani keluar dari zona nyaman, harus berani mencari tantangan, harus berani mengambil resiko dan harus berani belajar tentang hidup.


"terlalu mudah untuk saya di sana. saya berasal dari sana. keluarga saya ada di sana. saya masih tinggal bersama orang tua saya ketika saya sudah bermain di tim utama. semua orang mencintai saya di sana, dan saya harus keluar untuk berjuang sendiri dan menjadi seorang pria." [sebuah kutipan perkataan dari Samir Nasri (pesepak bola asal Perancis yang saat itu sedang bermain untuk klub sepak bola Arsenal FC) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia]

dalam konteks yang sedikit berbeda, keluar dari rumah, melakukan perjalanan. bukan tentang tinggal terpisah melainkan suatu hal yang jauh lebih sederhana, mecoba meninggalkan rutinitas untuk mengenal lingkungan sekitar dan lalu sekitar lingkungan sekitar, kemudian sekitarnya dan sekitarnya lagi, terus melangkah lebih jauh, menemukan berbagai hal berbeda, berbagai hal baru yang tak pernah ada sebelumnya. tak sedikit yang bisa dapatkan ketika melakukan perjalanan, mulai dari kebudayaan sekitar, karakteristik orang lain hingga kepribadian kita sendiri.


"jika anda ingin mengetahui sifat sesungguhnya dari teman anda, ajaklah dia melakukan perjalanan bersama",
sebuah kutipan dari sebuah peribahasa entah dari mana.


"kecepatan dan keberanian dalam mengambil keputusan dan tetap bisa bersikap tenang dan berkepala dingin, itulah pelajaran yang aku dapatkan ketika aku mendaki gunung",
dari seorang teman ( M.A.D.N. Choey)


satu hal yang juga cukup menarik bahwasanya perjalanan (safar) merupakan salah satu dari tiga waktu doa yang diijabah (dikabulkan), sesuai dengan sebuah hadits yang artinya:

"Tiga waktu diijabahi (dikabulkan) do'a yang tidak diragukan lagi yaitu: (1) do'a orang yang terzholimi, (2) do'a seorang musafir, (3) do'a orang tua pada anaknya." (HR. Ahmad 12/479 mp/ 7510. At Tirmidzi 4/314 no. 1905. Ibnu Majah 2/1270 no. 3862. Syaikh Al Albani menghasankan hadits ini)


so, tinggalkan rumah anda, mulailah berjalan sebagai seorang laki-laki!! GRAWRR!!

.1.

3 komentar:

  1. artikelny keren gan,, banyak motivasi dan inspirasi! cakep2...
    #terutama kutipannya jd g enak badan
    duweenoeg

    BalasHapus
  2. wkwkw. takpikir iki blog'e nurhidayat tapi ternyata branchnya kurang gula ya..

    BalasHapus
  3. @MADNChooey: haha..saya belajar banyak dari anda bro :D
    @ezekiel: penertipan lapak gan, saiki kurang gula kusus untuk meracau, sing kene based on true story,

    BalasHapus