Sabtu, 19 November 2011

pantai dan sarung

pada dasarnya saya tidak terlalu tertarik dengan pantai..
tapi saya selalu menyukai kebersamaan dengan teman-teman terdekat,


kalau bisa memilih saya lebih tertarik pergi ke tempat lain, bagi saya pantai hanyalah perbatasan antara laut dan daratan yang berupa pasir landai. akan tetapi karena negara ini adalah negara kepantaian maka jadilah mayoritas objek wisata berupa pantai dan jadilah pantai sebagai primadona tujuan jalan-jalan, terutama bagi saya dan teman-teman.


tak banyak memang jumlah pantai yang sudah saya kunjungi hingga saat ini, akan tetapi dari sedikit pantai yang sudah saya kunjungi saya mendapatkan suatu hubungan yang menarik, pantai dan sarung. lalu apa hubungan antara pantai dan sarung?? satu kata yang mungkin bisa menghubungkan ke dua nya adalah: basah.


sepanjang ingatan yang terekam dalam memori pendek tulang belakang saya, pertama kali berurusan dengan pantai bersarung adalah ketika mengunjungi pulau pramuka di kepulauan seribu. tak ada hubungannya dengan basah-basah an memang. ceritanya untuk mengejar sun rise di sisi timur pulau, saya dan seorang teman yang usai solat subuh di masjid di tengah pulau segera berjalan ke sisi timur. karena sifat malas saya yang sudah tertanam sangat dalam di lubuk sanubari saya tak kembali ke tenda dan ganti kostum dahulu seperti yang dilakukan teman saya. jadilah saya bermodelkan seorang bajak laut dengan sarung membebat wajah dengan model topeng ninja..hyaattt!!!


cerita selanjutnya masih berkisar di kepulaun seribu, kali ini di pulau semak daun. karena cuaca yang tak terlalu baik, laut pun mengganas, dan yang menjadi korban adalah seluruh pakaian yang menempel di tubuh saya dan sebagian besar yang tersimpan di dalam tas carrier saya, bayah kusupp.. yang tersisa hanyalah satu buah segitiga pengaman, satu buah jaket kampus, dan satu buah sarung. jadilah selama camping di semak daun hanya mengandalkan kostum tersebut. brrr..segar sekali rasanya ketika angin laut masuk melalui kolong bawah sarung saya, semriwinggg...


beralih ke selatan pulau jawa, pangandaran. secara khusus yang memberi nilai positif untuk pantai satu ini. bukan dari keindahannya (saya masih belum mengerti seperti apa pantai yang indah itu) melainkan dari pengelolaannya. saya pikir pengelolaan wisata di pangandaran sudah cukup mumpuni dengan berbagai fasilitas yang sudah cukup baik. kembali ke sarung.. ceritanya, saat itu kami berada di pantai batu karas yang terletak di sebelah barat pangandaran. perjalanan ke sana saat itu diiringi hujan yang cukup lebat, tapi bukan ini yang menyebabkan saya menjadi pesarung pantai. adalah sebuah tantangan dari teman-teman saya yang mengatakan saya cupu tak berani bermain di air laut, padahal alasan saya adalah saat itu saya sedang memakai satu-satunya celana yang bisa menutup aurat yang saya bawa pada perjalanan itu. karena saya berfikir dengan tulang belakang maka dengan cepat saya terima tantangan untuk masuk ke air. dan setelah itu jadilah saya seorang pesarung pantai dan sarung pun saya pinjam ke seorang teman..wew. malam harinya ketika sudah kembali di pangandaran saya memutuskan untuk membeli celana, satu hal yang cukup menarik adalah perkataan seorang ibu pedagang,

"kalau ke pantai itu mbok ya pakai celana pantai.. mosok pakai sarung gitu"


selanjutny sedikit ke arah barat, ke sebuah pantai tempat peluncuran roket-roket milik LAPAN, pameungpeuk di garut. kisah sarung sudah dimulai sejak jauh sebelum menyentuh pantai. ketika hujan deras menghajar perjalanan kami, basah kuyuplah jadinya sekujur tubuh kami. kondisi semakin parah ketika malam telah datang dan bau laut belum juga tercium. semakin parah lagi ketika melewati daerah perkebunan teh yang berarti berada di dataran tinggi yang dingin. sebuah kombinasi yang luar biasa ketika mendapati kondisi: sendirian di atas motor, basah kuyup, hujan, dan berada di perkebunan teh, dingin ruaalll biasa!! maka ketika melihat warung di tikungan jalan saya segera memutuskan berhenti sejenak, ngopi anget dan ganti kostum. kondisi bertambah runyam ketika saya dapati saya sebulumnya telah bertukar tas dengan teman saya yang sudah melaju duluan, dan di dalam tas itu hanya ada sebuah celana yang panjangnya sedikit di bawah lutut dan sebuah sarung. grawrr!! jadilah kostum saya celana pendek sebagai bawahan, dan sarung yang dipakai dengan model ninja sebagai atasan. keesokan harinya, dengan alasan menghemat pakaian kering, ketika berjalan-jalan di sekitar pantai hingga ke pusat kota kecamatan saya hanya mengenakan sarung dan kaus kutang, hehe, yang penting menutupi aurat kan?? :D


yang terbaru adalah ketika berada di ngobaran, gunung kidul. karena terjangan ombak yang sering datang besar secara tiba-tiba jadilah celana saya basah kuyup. sebenarnya ada celana untuk ganti saat itu, tetapi karena  kami bermobil dan memutuskan untuk membersihkan diri dan mandi di pom bensin terdekat, bukan di tempat itu, jadilah sementara saya menggunakan sarung supaya jok tetap kering dan meminimalisir pakaian yang kotor, hehehe...


selain faktor teman,
satu hal yang bisa membuat saya tertarik dengan pantai adalah
saat ketika mulai tercium aroma laut dan melihat garis pantai dari kejauhan kemudian bisa berteriak,
yeah akhirnya! pantaiiiiiiii!!

.1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar